Aku seringkali bermimpi:
Duduk bersama seseorang, bersandar pada sebuah pohon rindang, beralaskan rerumputan hijau yang empuk.
Lalu kami bercerita tentang Sukab dan Alina, tentang Soekram dan kekasihnya, tentang Parang jati dan Marja, tentang Rangga dan Cinta, atau tentang Gie dan Ira.
Kemudian bergeser pada realita antara aku dan ia, kisah yang jauh dari kata sempurna. Lagi pula untuk apa? Tak lagi kubutuhkan sempurna itu sejak kehadirannya. Seperti kata pepatah, buat apa mencari yang sempurna jika kita sudah punya satu (?)
Ya.. Aku seringkali bermimpi:
Dapat bertukar cerita dari buku-buku yang aku dan ia baca.
Saat libur tiba, kami selalu punya rencana. Ia mengajakku mengunjungi tempat-tempat berbeda tiap minggunya. Bersama melepaskan diri dari rutinitas yg membelenggu selama hari kerja. Sesekali ia mengajakku mendaki gunung, menyusuri pantai, berkemah, atau mencoba wahana-wahana ekstrem di Dufan.
Tapi saat itu hujan dan buku-buku mulai terlihat membosankan. Ia pun mengajakku mendekorasi ruangan. Ia melukis dinding, dan aku membuat hiasan gantung.
Aku seringkali bermimpi:
Dapat memasak seenak yang aku dan ia beli di resto kesayangan. Tapi aku membuat kue pertamaku hangus. Lalu ia tertawa melihatku murung. Ia pun datang memelukku seraya berbisik: aku mencintaimu dengan atau tanpa kue yg hangus.
Indah bukan, mimpiku tentangnya?
Tanpa kusadari bahwa kini... yang bersamaku saat ini adalah pria yang berbeda. Yang berbisik padaku di pertemuan pertama kami: aku tidak suka membaca, melukis, atau bersikap romantis. Semua hal yang kusuka, adalah kamu :)
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)