12/28/2015

Hati bukan telur dadar

Tuhan. Ini hati, bukan telur dadar.
Lalu kenapa terus dibolak-balik?


Kemarin, aku hampir tidak mau berpisah dengan Bandung
Kota yang kini jadi hits akibat ulah wali kotanya sendiri
Bandung dan seisinya yang selalu bikin candu
Rindu untuk ke sana lagi dan lagi
Kota besar yang kian sempit dan terhimpit oleh segala keurbanan
Empat tahun menetap di Bandung, mulai dari Bandung Timur lalu pindah ke Barat,
membuatku merasa sangat (sok) akrab
dengan macetnya, polusinya, mall dan kafenya yg menjamur, plat D nya, anak-anak gaulnya, logatnya, polisinya, lampu merahnya, pengamennya, topeng monyetnya, event-event kerennya... semuanya
Sehingga aku, ingin hidup seribu tahun lagi di sana.

Tapi beberapa menit lalu, saat aku terbesit menuliskan pengakuanku ini, bahwa aku tidak benar-benar inginkan Bandung, dan seisinya
Menit-menit tadi itu adalah menit pertama di mana aku tidak ingin pergi ke Bandung
Bukan. Bukan hanya perkara macet tahun barunya, tapi yang lain
Dan kuharap itu tidak ada sangkut pautnya dengan kamu
Entahlah, siapa yg tahu? Toh kamu juga sedang tidak di Bandung, kan?
Tapi apa daya. Malam ini juga aku harus kembali ke Bandung dengan malas hati (ku suka menyebutnya begitu)




No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)