Kalau
menggunakan 100% kapasitas otak artinya menjadi seperti Lucy, saya bersyukur
hanya dapat menggunakan 10% nya saja. Memang siapa Lucy?
Lucy (Scarlett Johansson)
seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di Taipei. Suatu hari, Lucy dimintai
tolong oleh kekasihnya, Richard, untuk mengantarkan kopor pada seseorang
bernama Mr. Jang. Sejak awal kemunculannya, Lucy digambarkan sebagai gadis yang
pandai dan kritis. Ia tidak begitu saja mengiyakan perintah teman kencannya
itu. Karena dirasa tidak berhasil membujuk Lucy, Richard pun melakukannya
dengan paksa. Ia memborgol lengan Lucy dengan kopor itu dan mengatakan bahwa
kuncinya ada pada Mr. Jang. Mau tidak mau, tentu saja Lucy harus
mengantarkannya. Dari sinilah petualangan dimulai.
Mr.
Jang adalah mafia narkoba terbesar di sana. Ia dan kelompoknya baru saja
berhasil mensintesa narkoba jenis baru bernama C.P.H.4. Narkoba ini memiliki
efek yang luar biasa pada pemakainya. Apalagi jika dipakai dengan dosis yang
berlebihan, pemakainya bisa menggunakan seluruh kapasitas otaknya, alias 100%.
Tertarik? Mungkin terlihat menarik, apalagi selama ini riset membuktikan bahwa
manusia sekelas Einstein saja baru menggunakan kapasitas otaknya sebanyak 10%. Walaupun ada juga yang mengatakan itu hanya mitos, seperti yang saya baca di sini.
Lalu bagaimana kalau kinerja otak kita dapat mencapai 100%? Jenius? Tidak. Dalam film ini, hal itu lebih jauh dari apa yang kita pikirkan.
C.P.H.4
segera diperkenalkan pada dunia. Tentu saja diselundupkan. Di mana? Di dalam
perut 4 orang yang ditangkap secara acak, termasuk Lucy. Secara tidak sengaja
dan tanpa diketahui oleh siapapun (kecuali kita yang nonton), narkoba dalam
perut Lucy bocor dan menjalar pada seluruh jaringan tubuhnya. Lucy pun sekarat,
tapi akhirnya justru menjadi hebat. Ia bingung harus melakukan apa dengan
kemampuan luar biasanya itu. Lalu ia menghubungi salah satu ahli otak manusia
bernama Profesor Norman (Morgan Freeman).
Satu
lagi film sciene fiction yang membuat saya beberapa kali mengernyutkan dahi. Mungkin benar apa yang Profesor Norman katakan: umat manusia belum siap menerima kemajuan ilmu pengetahuan ini. Saya tidak siap menerima bahwa: benarkah itu yang akan terjadi pada manusia yang berhasil menggunakan 100% kapasitas otaknya? (Loh, memang seperti apa?) Karena rasa hormat saya kepada kalian yang belum nonton, maka tidak akan saya jawab :))
Selain itu, dalam film ini banyak cerita yang tidak disertai kisah pendukung. Seperti ada bagian yg hilang atau tak memiliki penjelasan. Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, benarkah demi merebut C.P.H.4, Lucy harus dengan serta merta mengacaukan kota, menimbulkan kerugian materi dan banyak korban jiwa? Sebuah absurditas menurut saya, hahaha..
Selain itu, dalam film ini banyak cerita yang tidak disertai kisah pendukung. Seperti ada bagian yg hilang atau tak memiliki penjelasan. Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, benarkah demi merebut C.P.H.4, Lucy harus dengan serta merta mengacaukan kota, menimbulkan kerugian materi dan banyak korban jiwa? Sebuah absurditas menurut saya, hahaha..
Overall, saya beri nilai 7 dari 10 sebagai rekomendasi tontonan kalian. Dalam film ini, banyak pengetahuan tentang sains yang kita dapat, walaupun tetap harus memilah mana riset dan mana fantasi belaka. Film ini juga mengajarkan sedikitnya kepada kita tentang filosofi kehidupan. Salah satunya, filosofi keren yang saya dapat dari film ini, yaitu tentang eksistensi sang waktu. Kehidupan ada ya karena ada waktu. Maka teori baru, baru saja saja kita dapatkan bahwa satuan terkecil kehidupan bukanlah sel. Sel bukanlah unit. Waktulah unit.
*Tulisan panjang di kereta. Biar kaya J.K rowling :))
*Tulisan panjang di kereta. Biar kaya J.K rowling :))
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)