12/23/2014

Paradoks Tipe Golongan Darah





Salah satu dari kita pasti pernah mendengar, membaca, atau mengamati sendiri fakta-fakta tentang orang berdasarkan tipe golongan darahnya. Saya bahkan memfollow salah satu akun #faktagolongandarah tersebut. Alasannya praktis saja, saya memang suka “membaca” seseorang dari berbagai sudut pandang. Sebelumnya saya ingatkan bahwa tulisan ini 100% opini, berdasarkan sumber yang juga belum tentu akurat. Jadi, membacanya selow aja..

Dari salah satu akun yang saya follow itu, saya mendapatkan beberapa keyword untuk masing-masing tipe golongan darah. Misalnya A, seorang dengan golongan darah A selalu digambarkan sebagai seseorang yang perfeksionis, ambisius, dan juga sentimentil. A juga selalu digambarkan sebagai seorang penurut, anti pelanggaran, dan juga memiliki time management yang sangat baik. Hal itu dikarenakan oleh sikap A yang selalu berpikir sebelum bertindak. A banyak perhitungan. Pokoknya, A layaknya nilai kuliah kita yang sempurna: A.

Lalu ada B, seorang yang selalu diidentikkan dengan sikap cuek, urakan, semau gue, dan juga blak-blakan dalam berbicara. Tentu saja itu membuat B lebih cepat bosan dalam suatu situasi atau keadaan, tidak suka aturan, dan cenderung pembangkang. Seorang dengan golongan darah B biasanya sering melakukan hal-hal di luar kebiasaan orang lain, atau bahasa kekiniannya antimainstream. Hal itu dikarenakan sikap B yang semau gue, dan gak suka aturan, sehingga ia akan mencoba hal-hal baru yang menurutnya tidak masalah jika dilakukan. B digambarkan sangat bertolak belakang dengan A.

Selanjutnya AB, tipe golongan darah yang katanya paling langka. Agak sulit menemukan keyword untuk menggambarkan si AB ini. Tapi yang saya bisa katakan, AB seperti peleburan antara si A dan si B. AB seorang yang rasional, kritis, tapi juga aneh, penyendiri dan mudah beradaptasi. Sifatnya yang fleksibel membuat AB mudah sekali berubah pikiran. AB mudah dipengaruhi dan juga cukup berpengaruh bagi yang lain, sehingga tidak salah kalau ada yang menyebut AB dengan sebutan bunglon.

Terakhir, golongan darah tipe O. Seorang O sering digambarkan sebagai seorang yang berjiwa sosial. Entah ada atau tidak hubungannya dengan kedudukan O sebagai pendonor universal (sekarang sudah dilarang). Biasanya, seorang O akan diidentikkan dengan sebuah kepemimpinan karena sifatnya yang setrong, tegas, dan berjiwa pemimpin. O juga seorang yang ambisius dan kompetitif.

Lalu, dimana paradoksnya? Sabar dulu, ini baru mau saya bahas. Apa diantara kalian ada yang pernah bertanya (terang-terangan ataupun dalam hati), siapakah penulis yang merumuskan fakta-fakta tipe gologan darah tersebut? Apakah ia seorang A, B, AB atau O? Apakah ia seorang yang pendiam dan sensitif seperti A? Kalau begitu, bisa saja ia menulisnya dengan pemikiran-pemikiran yang dalam dan sentimentil. Atau mungkin, ia menulisnya sesuai aturan dan sangat kaku, padahal seni “membaca” manusia bukanlah hal yang rigid. Bisa saja yang ia tuliskan salah besar.

Apakah ia bergolongan darah B? Kalau begitu, ia akan menulis sesuka hati, blak-blakan berdasarkan yang ia amati. Bukankah itu akan lebih kacau lagi, yang kita baca dan percaya selama ini hanyalah tulisan seenak hati? Walaupun setidaknya mungkin itu jujur. Apa benar, B jujur? Saya jadi berpikir, B yang selalu bertindak sesuka hati, mungkin saja memang sengaja menunjukkan citranya yang cuek, selalu hepi, seolah tidak pernah berpikir panjang, padahal B tidaklah seperti itu. B yang selalu berpikir antimainstream mungkin saja kan melakukan hal tersebut?

Bagaimana jika ia bergolongan darah AB? Tentu saja bagus, AB seorang yang rasional, tapi ingat, AB adalah bunglon. Ia suka memanipulasi. AB juga jago mempengaruhi, tulisannya tentang fakta tipe golongan darah ini bisa saja kita yakini. Padahal, siapa tahu bukan seperti itu fakta sebenarnya.

Dan, ataukah ia bergolongan darah O? Ia tegas dan berjiwa pemimpin. Ia juga ingin selalu berguna bagi kemaslahatan umat, nusa, bangsa dan negara (ini lebay). Tulisannya tentang fakta tipe golongan darah ini tentu didasari riset yang baik. Tapi O seorang ambisius, ia bersifat kompetitif. Mudah saja baginya mengurangi esensi-esensi baik dari A,B dan AB, demi agar ia tetap terlihat sebagai seorang pemimpin. Hal itu tentu bisa mempengaruhi objektifitas tulisan yang kita baca selama ini.

Jadi, menurut saya, tulisan tentang fakta-fakta golongan darah itu paradoks, karena bergantung pada siapa yang menulisnya. Bahkan, masing-masing fakta yang berkaitan dengan A, B, AB dan O juga paradoks. Kalau A seorang perfeksionis, maka tentu ia tidak ingin terlihat cela sedikit pun, sehingga tidak mungkin ia digambarkan sebagai seorang yang sensitif dan mudah tersinggung. Begitu pula B yang cuek dan antimainstream, untuk menjadi antimainstream ia harus mengenal apa saja yang termasuk tindakan mainstream, dengan kata lain ia tidak bisa bersikap cuek. Bagaimana dengan AB dan O? Ya silakan temukan paradoksnya sendiri.

Sekarang, siapa yang bisa menebak bergolongan darah tipe apakah saya? Itu juga bisa mempengaruhi tulisan saya kali ini :)

No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)