Well, sudah masuk dini
hari dan tadinya saya berniat mematikan lampu, tarik selimut lalu tidur tanpa
bermimpi. Tapi rasanya ada hutang yang harus saya lunasi. Hutang menulis, apa
lagi? Jadi saya putuskan mengeluarkan lagi laptop dari tas dan mulai menulis.
Besok, maksud saya hari
ini, adalah hari pertama masuk kampus setelah kurang lebih 14 hari kami
menikmati libur pekan sunyi. Masuk kampus untuk siap menghadapi beberapa ujian
akhir di semester ini. Juga pertama masuk kampus di tahun 2014.
Omong-omong, saya pernah
berjanji – pada diri sendiri – akan memposting beberapa tulisan berkenaan event
tahun baru – yg biasanya memang ramai dibicarakan. Dua tahun lalu saya sempat
meracau mengenai resolusi, tahun depannya tentang re-new resolusi. Tahun ini?
Ya, sempat terpikir untuk tidak menulis mengenai wacana hidup apa saja yang
akan saya realisasikan di tahun 2014, tapi justru berpikir ke belakang,
mengulas apa saja yang saya lakukan di tahun 2013. Apa saja resolusi yang
terealisasi, atau justru yang hanya menjadi wacana sepanjang tahun. Tapi
nyatanya, tulisan saya saat ini sama sekali bukan tulisan kaleidoskopis. Hanya
sekadar pelunasan hutang saja.
Tiga bulan terakhir
menjelang penghujung tahun 2013, saya sedang agak produktif membaca – juga
membeli buku. Oktober lalu saya dihadiahi Negeri Para Bedebah oleh beberapa
teman di kampus. Menyusul teh Rifqi yang juga membebaskan saya membeli 1 buku,
buku apa saja yang saya mau, dia transfer uangnya, sebagai hadiah. Sempat
bingung juga memilih antara Anak-anak Revolusi, Pulang, Maryam, dan Pengakuan
Eks Parasit Lajang. Dan pada akhirnya pilihan saya justru jatuh pada Panggil
Aku Kartini saja – biografi Kartini yang ditulis Pram. Desember akhir, saya mengantar
ade ke rumah buku dan gak tahan untuk membeli buku-buku yang dulu gak jadi saya
beli. Tapi akhirnya saya malah membeli Negeri di Ujung Tanduk (sekuel Negeri Para Bedebah) dan Filosofi Kopi.
Sebelum pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburan, saya juga sempat
meminjam buku Gurunya Manusia dari kurikulatorium fakultas. Jangan salah sangka
dulu, saya gak serakus itu mau menghabiskan liburan buat membaca. Sebenarnya
gak sengaja pinjam buku itu. Kebetulan saat itu saya sedang menuggu workshop buka, sambil menunggu, saya
masuk kurikulatorium buat membaca sesuatu. Nah, belum tuntas baca, workshop nya udah keburu dibuka, ya jadi terpaksa saya bawa ke rumah.
Ternyata bukunya bagus, saya jadi tertarik mencarinya di Palasari, sekalian
sama Sekolahnya Manusia.
Sebelum masuk tahun 2014,
semua buku tadi rampung saya baca. Ups, yang Kartini belum karena saya memang
berencana membacanya nanti di bulan April, hehe. Jadi begini, setiap saya
selesai menamatkan 1 buku, saya membiasakan menulis review nya. Gak mesti formal, baku, seperti aturan menulis resensi,
asalkan ada “bekas membacanya”. Nah, kali ini belumada satu buku pun yang saya
tulis reviewnya. Kenapa?
Akhir-akhir ini saya
banyak membaca, bukan hanya karya penulis-penulis terkenal, tapi juga karya penulis-penulis
yang suatu saat nanti pasti terkenal, aamiin :D Selain membaca buku, saya juga
menjelajah di dunia maya dan menemukan artikel-artikel seru buat dibaca. Misal,
ketika Goenawan Muhammad menulis soal Kurikulum 2013, atau ketika Munif Chatib
bercerita tentang kenapa UN wajib ditolak. Ada juga beberapa teman, sebut saja
Isman dan Restu yang artikelnya beberapa kali dimuat di forum guru Pikiran
Rakyat. Mereka juga aktif menulis di blognya, tentunya masih bicara seputar
Pendidikan, dan buat saya itu keren banget :) Lainnya, saya juga membaca
artikel-artikel yang gak kalah keren karya penulis lepas, semisal kompasianer,
blogger, atau penulis notes facebook sekalipun.
Nah, semakin banyak
tulisan-tulisan keren - yang berasal dari pemikiran-pemikiran keren – yang saya
baca, kok malah membuat saya minder. Saya jadi takut untuk menulis. Takut salah
menulis resensi buku. Gak berani mengangkat topik-topik yang agak serius karena
memang kurang piknik, kurang baca, kurang diskusi, kurang data. Ya tahu diri
lah ya. Bahkan mau menulis kalaeidoskop pun jadi ragu, bukan karena tidak ada
pencapaian di tahun lalu, hanya saja saya belum menemukan bagian mana yang
layak diangkat. Tiba-tiba saja merasa bahwa ide-ide menulis saya kurang
mengandung unsur ketertarikkan. Buktinya saya malah lebih tertarik membaca
tulisan-tulisan orang ketimbang tulisan saya sendiri, padahal topik yang
dibahas sama. Ya memang tulisan sayanya mah belum dibuat, hehe. Ya, itu, karena
menurut saya idenya gak menarik, gak dapat angle
yang pas. Itulah kenapa sampai saat ini belum saya buat juga review beberapa buku tadi.
Percaya/tidak, materinya sudah ada beberapa yang saya kumpulkan. Alasan lain
mungkin karena setelah tahun baru memang sudah masuk pekan UAS, saya mulai
sibuk membendel soal-soal dan catatan masing2 mata kuliah. Saya juga mulai
sibuk berdoa dan meminta doa, hehe
Kalau begitu, sampai di
sini dulu saja ngacaprukna. Yang penting sudah lunas hutang saya. Selamat pagi,
selamat bobo :)
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)