Secretgig Mocca adalah konser pertama Mocca yang saya
saksikan. Sekaligus konser musik pertama yang saya datangi :p nih ada FOTO2 kerennya.
Pergi bareng @YuniM! dan @Merryhakim yang jelas-jelas bukan
swingingfriends (sebutan bagi para fans mocca), cukup bikin hati miris.
Gua miris sama beberapa
swingingfriends lain yang sampe nangis guling-guling lantaran nggak kebagian
tiket. Kuota nya cuma 300 dan tiga dari
300 tiket yang ada malah menclok di tangan kita yang bahkan nggak hafal
personil Mocca itu siapa aja.
Untuk itu, agar tidak terjerembab terlalu jero dalam rasa bersalah, seminggu
sebelum hari H saya berniat mempersiapkan segalanya. Minimal, mengunduh
beberapa lagu mocca terbaru, mengingat lagu2 mocca di kompi sudah hampir
membusuk saking lawasnya. Kebetulan, beberapa situs resmi seperti @moccaofficial
dan @SecretGig_Mocca banyak membantu dengan menyediakan link-link situs unduh
gratis. Dalam seminggu entry my playlist isinya lagu-lagu Mocca full version.
Lagi nyetir, ngerjain tugas, bengong di kosan temen, kuping selalu disumpel
headset. Segitunyeee… -_-
Tapi memang itulah yang terjadi, dan ternyata kedua teman
saya juga melakukan hal yang sama hahaha.
Sabtu kelabu itu pun tiba, kami bertiga dengan rasa miris
yang sama akhirnya tiba di MajaHouse. Curi-curi pandang setengah
celingak-celinguk, kami mengamati antrian manusia yang kami curigai sebagai
swingingfriends.
Dalam benak, saya nyeletuk “emang ada dresscode nya ya? Kok
bajunya pada kompakan gitu”
Seperti terhubung telepati, Yuni menjawab pertanyaan saya,
“Gini nih kalo nontonnya Mocca, dress semua hahaha”
Beberapa detik setelah itu, saya baru menyadari kalo saya
salah kostum -_-
“Hom, mau ngecat?” si Yuni mulai ngeledek disertai tawa
kecil Mery
“Mau benerin mobil” sahut saya sambil mengamati baju overall
yang dipakai, persis montir.
Masih mengantri, kami pun berusaha santai dan mencoba
bersikap se-swingingfriends mungkin. Menikmati alunan lagu Mocca yang mulai
diputar di dalam. Tanpa diduga, Mery nyeletuk.
“Eh, yg ini teh judulnya apa sih”
Sontak saya dan Yuni langsung mati gaya.
“Teuing” jawab kami dengan intonasi serendah mungkin.
Dan fenomena tragis itu pun terus berlangsung sampai ketika
Arina, Toma, gitaris (lupa nama) dan Indra tampil di atas panggung. Setiap
selang satu lagu, Mery pasti melontarkan pertanyaan yang sama yaitu, “ini
judulnya apa?”. Beruntung usaha saya semingggu belakangan ini membuahkan hasil,
yaa sekadar judul lagu doang mah gua
hafal.
Terlepas dari situ,
saya kembali mencerna perkataan Yuni tadi pagi. “Musik itu buat dinikmati, tong dibikin lieur”. Dan saya setuju!
:)
Satu jam berlalu, saya pun larut dalam kemerduan suara Arina
yang sore itu, sore kemaren, dan sore-sore sebelumnya selalu terlihat cantik, tapi nggak lebay. Suara lembut yang
berstamina dan sama persis dengan yang biasa saya dengar di winamp, benar-benar
menyihir para swingingfriends, juga saya. Apalagi ketika ia mulai memainkan
okulele dan satu lagi instrument tiup yang saya curigai bernama ‘flute’, beuh
keren banget.
Sore itu, juga ada Larasati, Echi-She, dan Nayara (salah
satu swingingfriends termuda). Ketiganya berduet bareng mocca untuk beberapa
lagu. Tapi yang paling menyedot perhatian saya adalah Nayara, anak perempuan
yang usianya belum genap 9 tahun, saya yakin. Dia begitu antusias bernyanyi
bareng Arina walaupun suaranya agak kurang fasih -_- Yang terbesit di angan
saya kala itu adalah, “Nih anak selain
sebagai swingingfriends termuda, bisa dinobatkan juga sebagai galauers termuda,
ckck miris”
Oya, ada beberapa hal yang sebenarnya, dulu, sangat ingin
saya pamerkan. Di balik tiket Mocca seharga 50.000 ini, kami mendapat
merchandise, maicih, postcard, ta’jil dan makanan berat. Plus, konser rahasia ini juga disiarkan
secara streaming melalui google+ dan kabarnya akan dibuat sebagai model videoclip
single Mocca terbaru yang berjudul “imaginary girlfriend”. Niat menjual tiket
ini kepada seorang swingingfriends beberapa hari lalu lantaran kepepet pun
akhirnya diurungkan.
Dan taraaaaat… merchandise yang dimaksud adalah sebuah
sticker, ya cuma STICKER bertuliskan mocca. Streaming google+ yang tadinya akan
mengundang salah satu penonton di rumah untuk face to face melalui layar kaca
pun layaknya sebuah gosip. Entah di bagian teknis mana yang salah, layar kaca
berukuran sekitar 40 inci itu pun mati total, sebelumnya sempat hidup. Untuk
syuting videoclipnya sendiri, juga nyaris saya sebut harkos. Kamera bertengger
di threepod di depan panggung, lebih tepatnya jauh di belakang saya. Seandainya
beruntung, paling-paling cuma keindahan punggung saya yang terekam kamera -_-
miris.
Anyway, tak ada sedikitpun sesal karena hal-hal tadi.
Bertemu dan melihat langsung mocca beraksi sudah membayar semuanya. Merry yang
susah payah membidik Indra (drummer) melalui kamera pinjaman kami kemarin. Atau
Yuni yang sibuk mengamati setiap orang dan keukeuh bilang “itu mirip si itu..
ini mirip si ini.. gitarisnya mirip si itu.. yang pake baju abu mirip si
ini..”. Atau saya yang tengah asik bernyanyi bersama, berdifusi dengan
kelembutan Arina dalam Secret Admirer, I think im in love, What if, Do what you
wannna do, The best thing, Listen to me, My only one dan Happy!
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)