8/06/2012

SecretGig Mocca


Secretgig Mocca adalah konser pertama Mocca yang saya saksikan. Sekaligus konser musik pertama yang saya datangi :p nih ada FOTO2 kerennya.

Pergi bareng @YuniM! dan @Merryhakim yang jelas-jelas bukan swingingfriends (sebutan bagi para fans mocca), cukup bikin hati miris.

Gua miris sama beberapa swingingfriends lain yang sampe nangis guling-guling lantaran nggak kebagian tiket. Kuota nya cuma 300  dan tiga dari 300 tiket yang ada malah menclok di tangan kita yang bahkan nggak hafal personil Mocca itu siapa aja.

Untuk itu, agar tidak terjerembab terlalu jero dalam rasa bersalah, seminggu sebelum hari H saya berniat mempersiapkan segalanya. Minimal, mengunduh beberapa lagu mocca terbaru, mengingat lagu2 mocca di kompi sudah hampir membusuk saking lawasnya. Kebetulan, beberapa situs resmi seperti @moccaofficial dan @SecretGig_Mocca banyak membantu dengan menyediakan link-link situs unduh gratis. Dalam seminggu entry my playlist isinya lagu-lagu Mocca full version. Lagi nyetir, ngerjain tugas, bengong di kosan temen, kuping selalu disumpel headset. Segitunyeee… -_-

Tapi memang itulah yang terjadi, dan ternyata kedua teman saya juga melakukan hal yang sama hahaha.
Sabtu kelabu itu pun tiba, kami bertiga dengan rasa miris yang sama akhirnya tiba di MajaHouse. Curi-curi pandang setengah celingak-celinguk, kami mengamati antrian manusia yang kami curigai sebagai swingingfriends.

Dalam benak, saya nyeletuk “emang ada dresscode nya ya? Kok bajunya pada kompakan gitu”
Seperti terhubung telepati, Yuni menjawab pertanyaan saya, “Gini nih kalo nontonnya Mocca, dress semua hahaha”
Beberapa detik setelah itu, saya baru menyadari kalo saya salah kostum -_-
“Hom, mau ngecat?” si Yuni mulai ngeledek disertai tawa kecil Mery
“Mau benerin mobil” sahut saya sambil mengamati baju overall yang dipakai, persis montir.

Masih mengantri, kami pun berusaha santai dan mencoba bersikap se-swingingfriends mungkin. Menikmati alunan lagu Mocca yang mulai diputar di dalam. Tanpa diduga, Mery nyeletuk.
“Eh, yg ini teh judulnya apa sih”
Sontak saya dan Yuni langsung mati gaya.
“Teuing” jawab kami dengan intonasi serendah mungkin.
Dan fenomena tragis itu pun terus berlangsung sampai ketika Arina, Toma, gitaris (lupa nama) dan Indra tampil di atas panggung. Setiap selang satu lagu, Mery pasti melontarkan pertanyaan yang sama yaitu, “ini judulnya apa?”. Beruntung usaha saya semingggu belakangan ini membuahkan hasil, yaa sekadar judul lagu doang mah gua hafal.

 Terlepas dari situ, saya kembali mencerna perkataan Yuni tadi pagi. “Musik itu buat dinikmati, tong dibikin lieur”. Dan saya setuju! :)
Satu jam berlalu, saya pun larut dalam kemerduan suara Arina yang sore itu, sore kemaren, dan sore-sore sebelumnya selalu terlihat cantik, tapi nggak lebay. Suara lembut yang berstamina dan sama persis dengan yang biasa saya dengar di winamp, benar-benar menyihir para swingingfriends, juga saya. Apalagi ketika ia mulai memainkan okulele dan satu lagi instrument tiup yang saya curigai bernama ‘flute’, beuh keren banget.

Sore itu, juga ada Larasati, Echi-She, dan Nayara (salah satu swingingfriends termuda). Ketiganya berduet bareng mocca untuk beberapa lagu. Tapi yang paling menyedot perhatian saya adalah Nayara, anak perempuan yang usianya belum genap 9 tahun, saya yakin. Dia begitu antusias bernyanyi bareng Arina walaupun suaranya agak kurang fasih -_- Yang terbesit di angan saya kala itu adalah, “Nih anak selain sebagai swingingfriends termuda, bisa dinobatkan juga sebagai galauers termuda, ckck miris”

Oya, ada beberapa hal yang sebenarnya, dulu, sangat ingin saya pamerkan. Di balik tiket Mocca seharga 50.000 ini, kami mendapat merchandise, maicih, postcard, ta’jil dan makanan berat.  Plus, konser rahasia ini juga disiarkan secara streaming melalui google+ dan kabarnya akan dibuat sebagai model videoclip single Mocca terbaru yang berjudul “imaginary girlfriend”. Niat menjual tiket ini kepada seorang swingingfriends beberapa hari lalu lantaran kepepet pun akhirnya diurungkan.

Dan taraaaaat… merchandise yang dimaksud adalah sebuah sticker, ya cuma STICKER bertuliskan mocca. Streaming google+ yang tadinya akan mengundang salah satu penonton di rumah untuk face to face melalui layar kaca pun layaknya sebuah gosip. Entah di bagian teknis mana yang salah, layar kaca berukuran sekitar 40 inci itu pun mati total, sebelumnya sempat hidup. Untuk syuting videoclipnya sendiri, juga nyaris saya sebut harkos. Kamera bertengger di threepod di depan panggung, lebih tepatnya jauh di belakang saya. Seandainya beruntung, paling-paling cuma keindahan punggung saya yang terekam kamera -_- miris.

Anyway, tak ada sedikitpun sesal karena hal-hal tadi. Bertemu dan melihat langsung mocca beraksi sudah membayar semuanya. Merry yang susah payah membidik Indra (drummer) melalui kamera pinjaman kami kemarin. Atau Yuni yang sibuk mengamati setiap orang dan keukeuh bilang “itu mirip si itu.. ini mirip si ini.. gitarisnya mirip si itu.. yang pake baju abu mirip si ini..”. Atau saya yang tengah asik bernyanyi bersama, berdifusi dengan kelembutan Arina dalam Secret Admirer, I think im in love, What if, Do what you wannna do, The best thing, Listen to me, My only one dan Happy!

No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)