6/26/2012

Handphone Pintar Layar Tekan


Empat bulan lalu Nokia jadul gue - yang nggak tau seriesnya saking teramat jadul – kumat dan kali ini nggak bisa ditolerir lagi. Batre BL-5B nya cuma tahan 10 menit setelah fullcharge selama kurang dari 2 jam. Hal ini bikin gue – yang jam terbangnya padettt detdet – stress abeezz. Kalo gue bilang ya, henpon itu bagaikan nyawa masyrakat urban. Nyaris semua file dan data dari yg nggak penting sampai yg dianggap penting ada di memori hp. Begitu juga di hp Nokia jadul gue, nomor kontak beberapa narasumber kepentingan liputan, recording wawancara, jadwal ngajar, diskusi sampai jadwal kuliah ada di situ. Gimana gue nggak stress? Oleh karena itu, untuk pertama kalinya selama 18 tahun hidup, gue minta dibelikan handphone baru ke ortu. Singkat cerita, berangkatlah gue ke salah satu Electronic Center di Bandung guna membeli sebuah ponsel. Akhirnya, pilihan gue jatuh pada Cross PD5.








Kenapa Cross PD5?

Awalnya gue pilih handphone yang berisi fitur-fitur standar yang pintar, seperti kamera minimal 2MP, recording, dan kapasitas memori yang memadai. Tapi, yang terpenting adalah harganya terjangkau – berkisar 4-500rb rupiah. Nah Cross PD5 ini memiliki fitur yang cukup lengkap, hampir setara dengan ponsel pintar yang banyak diminati kaum urban saat ini. Selain itu harganya Rp 500rb + memori external 2Gb. Lumayan lah, soalna keur butuh tea.

Satu hal yang gue nggak ngerti adalah kenapa harus touchscreen? Padahal gue bukan tipe cewe yang bisa dengan sabar mengetik sms tanpa menggunakan keypad. Kadang gue ngetik sambil jalan, sambil nyetir, bahkan sambil mengerjakan soal ujian #eh. Gue benar-benar mengandalkan indera peraba dan insting si jempol. Sekarang, bagian depan hp gue cuma  terdiri dari layar yang kalo geser beberapa derajat saja, tampilannya langsung berputar. Berasa pengen gue garuk nih hp Щ(ºДºщ)

Tapi ya disyukuri saja, udah bagus ditransfer duit buat beli gadget (˘_˘'). Akhirnyaa dengan bangga gue bawa henpon nyaris pintar pertama gue ini ke kampus. Beberapa teman di kelas sempat berkomentar, dan 3 dari 3 orang berkata “Kok nggak sensitif ya” ”kawe nih, kawe nya Android, hahaha” disusul tawa yang lain. Gue nggak sedih ya, nggak malu juga, emang gue cewe apaan #apasih. Dengan datar gue tanggepin, “yaudahlah yaa”.
Sorenya gue mampir ke sekre - bukan buat pamer hp baru ya, sumpah deeeh (ˆˆ)
Kaka @zamenism dan neng @YuniMisdiantika yang kebetulan baru saja jadi pengguna Samsung Android langsung penasaran dengan ponsel di tangan gue. Tapi rupanya ada yang lebih penasaran lagi, teh @Lia_theExplorer langsung nyamber dan ngotak-ngatik Cross PD5 itu. Beberapa menit kemudian “iiihh ini mah bukan layar sentuh teu sensitif kieu sih, Hom”. Gue nggak kaget dan tetap bertampang datar. Sampe si teteh nyeletuk lagi “hp si Yuni mah kan layar sentuh, mun si Ehom mah layar tekan, soalna kudu ditekan tekan” dan gue nggak bisa datar lagi, Huahahhahah :D *ngakak.

“Yeee, emang layar tekan itu ada. Touchsreen itu ada yang kapasitif, ada juga yg resistif. Beda, ada yang ditekan, ada yang cuma disentuh” kaka @jamenism emang malaikat gue hihihi

Apa perbedaan Resistive Touchscreen dan Capasitive Touchscreen?
*dari berbagai sumber

Ada dua teknologi dari beberapa teknologi touchscreen yang sering digunakan oleh smartphone atau tablet touchscreen yang dijual di pasaran, yaitu Resistive dan Capacitive. Terdapat beberapa perbedaan yang mempengaruhi fungsi dan harga dari device yang menggunakan masing- masing teknologi tersebut.

Device dengan resistive screen dioperasikan dengan ditekan, karena resistive screen ini terdiri dari beberapa layer. Bisa ditekan menggunakan jari atau alat bantu serperti stylus atau tablet pen. Harga screen resistive ini lebih murah daripada capacitive screen. Resistive screen lebih akurat dari capacitive screen karena sensor screen bekerja pada bagian yang ditekan. Jenis screen ini cocok sekali untuk handwriting recognition. Kekurangan dari resistive screen ini tidak bisa multi touch, ditekan dua tempat sekaligus bersamaan.

Device dengan capacitive screen tidak bekerja dengan ditekan, screen jenis ini mengandalkan sensor electrode konduktor, seperti jari tangan kita. Layar capacitive ini tetap bagus dilihat dibawah sinar matahari. Cukup dengan sentuhan ringan langsung dapat mengaktifkan screen. Capacitive screen ini tidak berpengaruh jika kondisi layar kotor, dan layar ini mendukung multi touch. Sayangnya harga layar capacitive ini lebih mahal.

Sifat dan karakteristik dua teknologi layar ini mempengaruhi mempengaruhi penggunaan dan harganya, biasanya ponsel/tablet dengan layar capacitive lebih mahal daripada layar resistive. Contoh device dengan layar capacitive di pasaran yaitu, Apple iPhone, Samsung Galaxy S, HTC Incredible dan banyak lagi. Sedangkan contoh ponsel yang menggunakan layar resistive yaitu, Nokia N97, HTC Tattoo, Cross, LG Cookie KP500 dan lainnya.

Nah, sekarang gue tau spesies apa hp gue ini :D

No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)