LOMBA MENGARANG
Bagi siswa/i SMU seluruh Indonesia
Tema : Upaya Penanggulangan Masalah Rokok dan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Sekolah
Fakultas Kedokteran Unjani
Kurang lebih, itulah isi selebaran yang kudapatkan tadi siang di kolong mejaku. Mereka bilang, bu Dede yang mengantarnya ketika aku sibuk ke kantin di jam istirahat. Aku suka, sangat suka mengarang, tak aneh jika aku pandai mencari-cari alasan ketika lupa mengerjakan PR. Ups, tapi bukan itu masalahku saat ini, tapi aku bingung harus memulai dari mana. Jujur, ide terindahku hanya muncul disaat-saat genting saja, kepepet misalnya.
“Hadooh, gimana nih? Aku sama sekali nggak ngerti rokok apalagi kasus psikotropika di lingkungan sekolah. Fakultas Kedokteran pasti jago masalah ginian”, gerutuku dalam hati. Tapi, itupun tak membantu. Alhasil kuputuskan untuk bolos saat jam pengayaan dan memilih duduk di kantin bersama COMPAQ kesayanganku. 10 menit… 20 menit… “Argh.. mana idenya??”. “Gini deh, aku cerita aja yah”, ujarku pada satu-satunya benda di hadapanku yang sejak tadi dalam keaadaan stand by.
Aku sekolah di salah satu SMA terfavorit di Kota Udang. Wajarlah kalo dibilang favorit, sekolah ini menyandang gelar RSBI. Para siswa belajar sejak pukul 06.45 sampai pukul 15.30, ada jam istirahat pastinya. Selain itu, peraturan di sekolah ini juga terbilang paling ketat dibanding sekolah lain. Dari seragam sekolah yang ‘cupu banget’, black and white shoes, kaos kaki setengah betis, razia SIM setiap hari bagi para pengguna sepeda motor dan segudang aturan lainnya. Pokoknya ribed deh, berbeda jauh dengan sekolah temanku, Ghina.
Ghina sekolah di salah satu SMA swasta ‘pinggiran’ di Kota kami. Siswa-siswi nya bisa dibilang murid ‘buangan’ sekolah lain. Ghina sering bercerita tentang teman-temannya yang sering merokok di wc, kabur saat KBM hanya gara-gara sudah nggak sabar untuk ‘nyabu’, dan masih banyak ulah spektakuler mereka. Mengerikan ya? Padahal mereka sama seperti aku dan teman-temanku disini, remaja biasa. Kadang terbesit pertanyaan di benakku, sebenarnya ini salah siapa ya?
Rokok, narkoba dan kawanan pil setan lainnya bersifat ………….. yang membuat si pemakai ketagihan. Blablabla………. Ya, sedikitnya itu yang kuingat.
Hmm, kembali ke masalah Ghina dan teman-temannya. Kurasa, mereka bisa sembuh kalo disekolahkan di sekolahku. Haha, mana berani mereka melawan aturan super ketat ini. Apalagi sangsi yang ditawarkan cukup menarik lo, Hehe. Dengan sedikit peraturan baru seperti razia rutin, pengecekan urin dan darah secara berkala, juga staf pengajar yang lebih tegas pasti bisa mengubah para remaja ‘bedebah’ itu menjadi ‘malaikat’. Cukup sederhana bukan? Tentu saja semua kembali pada diri masing-masing, setidaknya lingkungan sekolah yang baik akan melahirkan generasi-generasi yang hebat.
“Teeet…”, bel pulang berbunyi. “Ah beres, thanks GOD. Sekarang juga kita kirimkan karangan ini, semoga bermanfaat ya COMPAQ”, ujarku bersemangat sambil bersiap untuk pulang.
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)