Sementara saya tutup dulu halaman buku “pembawa kabar dari
Andalusia”, meski belum membaca sampai setengahnya. Tiba-tiba saya tergelitik
untuk meraih laptop, membuka laman baru dan mulai menulis. Entah apa dulu yang
akan saya ceritakan: kisah tentang pemuda matahari terbit di Mekarjaya, atau
tentang pertemuan ke tiga saya dengan seseorang yang tak pernah direncanakan
sebelumnya, atau kesan pertama saya makan di Giggle Box setelah hampir 4 tahun
bermukim di Bandung. Banyak, banyak sekali cerita yang belum saya tuangkan
dalam aksara. Rupa-rupanya menulis di blog agak kurang simple jika dibandingkan
dengan memposting sesuatu di status facebook atau personal message di BBM. Saya
agak malas menulis kalimat-kalimat panjang yang membentuk paragraf. Selain itu,
saya tidak punya cukup “me time”
untuk itu selama libur kemarin.
Hari ini, hari kedua saya berstatus mahasiswa tingkat akhir.
Gak terasa ya. Saya mulai membuat blog ini di tingkat pertama saya kuliah dan
taraaaaat.. waktu tak pernah berhenti bergulir. Agak menyimpang sedikit, usia
saya tahun ini otw 21. Usia segitu nyokap nikah dan tahun depannya melahirkan
anak pertama, yaitu saya. Hahaa berarti usia nyokap kurang lebih dua kali lipat
dari usia saya ditambah satu tahun. Tepatnya... entahlah, saya lupa. Terus, lo
kapan nikah? Yaelah.. doain aja hahaha.
Saya jadi pingin ngakak sendiri. Selama libur kemarin,
tragedi yang biasanya cuma saya baca di Meme Comic tentang pertanyaan2 seputar
pasangan, akhirnya menimpa saya juga. Sepertinya tragedi ini akan terus
berlanjut bahkan sampai saya diwisuda tahun depan (Yuk, bantu bilang Aamiin
untuk diwisuda tahun depan: Aamiin). Saya yang biasanya santai ngadepin
pertanyaan-pertanyaan begituan lama-lama gerah juga. Daripada saya bicara
panjang lebar tentang prinsip, ideologi, target atau apalah namanya, mending
ikutin jawaban2 artis di infotainment: doain aja. Hahaha
Gak cuma pertanyaan, wejangan-wejangan seputar itu pun
bermunculan dari kerabat yang tua-tua. Salah satunya, dan yang paling saya
ingat: Cari itu yang punya kepribadian. Saat saya baru saja mau mencerna
kalimat seorang kolega Papah itu, ia melanjutkan kalimatnya: Iyaa.. yang punya
rumah pribadi, mobil pribadi, kantor pribadi.... Ebuseeet hahaha. Kalo ada ya
bolehlaah :D
Tapi kalo dipikir ya, di zaman sekarang usia 21 itu justru
usia karir. Bahkan di luar negeri (yang saya baca) fase dewasa seseorang justru
dimulai dari usia 22. Jadi 21 masih belum apa-apa, masih harus banyak belajar,
banyak bergaul, banyak cari pel(uang). Saya bahkan belum kepikiran pasangan
seperti apa yang saya idamkan. Just enjoy
the show :)
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)