10/24/2014

intermezo

Sementara saya tutup dulu halaman buku “pembawa kabar dari Andalusia”, meski belum membaca sampai setengahnya. Tiba-tiba saya tergelitik untuk meraih laptop, membuka laman baru dan mulai menulis. Entah apa dulu yang akan saya ceritakan: kisah tentang pemuda matahari terbit di Mekarjaya, atau tentang pertemuan ke tiga saya dengan seseorang yang tak pernah direncanakan sebelumnya, atau kesan pertama saya makan di Giggle Box setelah hampir 4 tahun bermukim di Bandung. Banyak, banyak sekali cerita yang belum saya tuangkan dalam aksara. Rupa-rupanya menulis di blog agak kurang simple jika dibandingkan dengan memposting sesuatu di status facebook atau personal message di BBM. Saya agak malas menulis kalimat-kalimat panjang yang membentuk paragraf. Selain itu, saya tidak punya cukup “me time” untuk itu selama libur kemarin.
Hari ini, hari kedua saya berstatus mahasiswa tingkat akhir. Gak terasa ya. Saya mulai membuat blog ini di tingkat pertama saya kuliah dan taraaaaat.. waktu tak pernah berhenti bergulir. Agak menyimpang sedikit, usia saya tahun ini otw 21. Usia segitu nyokap nikah dan tahun depannya melahirkan anak pertama, yaitu saya. Hahaa berarti usia nyokap kurang lebih dua kali lipat dari usia saya ditambah satu tahun. Tepatnya... entahlah, saya lupa. Terus, lo kapan nikah? Yaelah.. doain aja hahaha.
Saya jadi pingin ngakak sendiri. Selama libur kemarin, tragedi yang biasanya cuma saya baca di Meme Comic tentang pertanyaan2 seputar pasangan, akhirnya menimpa saya juga. Sepertinya tragedi ini akan terus berlanjut bahkan sampai saya diwisuda tahun depan (Yuk, bantu bilang Aamiin untuk diwisuda tahun depan: Aamiin). Saya yang biasanya santai ngadepin pertanyaan-pertanyaan begituan lama-lama gerah juga. Daripada saya bicara panjang lebar tentang prinsip, ideologi, target atau apalah namanya, mending ikutin jawaban2 artis di infotainment: doain aja. Hahaha
Gak cuma pertanyaan, wejangan-wejangan seputar itu pun bermunculan dari kerabat yang tua-tua. Salah satunya, dan yang paling saya ingat: Cari itu yang punya kepribadian. Saat saya baru saja mau mencerna kalimat seorang kolega Papah itu, ia melanjutkan kalimatnya: Iyaa.. yang punya rumah pribadi, mobil pribadi, kantor pribadi.... Ebuseeet hahaha. Kalo ada ya bolehlaah :D

Tapi kalo dipikir ya, di zaman sekarang usia 21 itu justru usia karir. Bahkan di luar negeri (yang saya baca) fase dewasa seseorang justru dimulai dari usia 22. Jadi 21 masih belum apa-apa, masih harus banyak belajar, banyak bergaul, banyak cari pel(uang). Saya bahkan belum kepikiran pasangan seperti apa yang saya idamkan. Just enjoy the show :)

No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)