12/11/2013

Media Pembelajaran Matematika


Buat yang mengira ini adalah tulisan mengenai cara pembuatan dan penggunaan suatu alat peraga, selamat kecewa, karena saya akan menjawab: bukan. Saya memang hendak mempostingnya, tapi tidak sekarang. Kali ini, saya lebih antusias berceloteh tentang the story behind.

MPM ini memang mata kuliah yang salah satu tugasnya saya beri istilah endless stuck.Kalo gak ada ide, gak akan beres dan bakalan terus stuck.Kenapa? Jadi, dalam mata kuliah ini, para mahasiswa dituntut untuk dapat membuat media pembelajaran sebagai jembatan antara konsep matematis yang cenderung abstrak dengan tahap berpikir siswa yang cenderung konkret. Sederhananya, media pembelajaran bertujuan mengkonkretkan matematika. Media pembelajaran juga, kata dosen, dapat meningkatkan minat peserta didik terhadap pembelajaran matematika. Nah, persoalannya adalah, apakah semua bab dalam pelajaran matematika dapat dikonkretkan?

Dua minggu pertama, perkuliahan diawali dengan kegiatan mengobservasi alat peraga yang bertumpuk di lab media. Ketika saya bilang bertumpuk, itu artinya memang bertumpukan antara satu media dengan media lainnya. Tak heran jika banyak media yang rusak dan tercecer.

Minggu2 selanjutnya, mahasiswa (per-kelompok) sudah mulai mempresentasikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) hasil buatannya. Perkuliahan saat itu seakan menyadarkan saya bahwa LKS yang saya pegang selama sekolah dulu, sejak SD sampai SMA, adalah contoh LKS yang jelek. Kenapa? Karena memang tidak dapat mencapai tujuan2 pembuatan LKS. Apa saja? Lain kali saya bahas.

Setelah pekan LKS, kami mulai memasuki pekan media yang sebenarnya. Kali ini mahasiswa (masih dengan kelompok yang sama) ditugaskan membuat media pembelajaran elektronik. Percaya atau tidak, media yang dimaksud adalah powerpoint. Ya, itu saja. Syarat media elektronik yang baik dan benar memang tidak merinci dijelaskan oleh dua dosen pengajar saya. Tapi, mereka mengevaluasi hasil kerja kami secara detail. Kesalahan (konsep) sekecil apapun bisa jadi umpan segar buat kritikan pedas sang dosen (juga mahasiswa lain).

Pekan media elektronik selesai dalam kurang lebih 3x tatap muka. Selanjutnya, kami diberi waktu 2 minggu untuk menggarap media non-elektronik yang merupakan tugas besar perkuliahan ini. Dua minggu untuk masuk workshop (atau sebut saja bengkel) dengan berbagai rancangan alat peraga  yang baru di acc, bahkan saat itu masih ada kelompok yang belum di acc. Ya, dua minggu mejadi begitu singkat jika dibandingkan dengan tahun2 sebelumnya yang bahkan sampai pekan sunyi menuju UAS masih menggarap tugas besar ini. Dua minggu rasanya begitu menekan, membunuh, mematikan - alah alah alah :P

Tapi itu belum seberapa, karena dosen saya menciderai janji – alah alah lagi :P Iya, jadi di Senin pagi yang mendung itu, di bengkel, bu dosen bilang agar presentasi dimulai minggu depan saja karena waktunya mepet dengan pekan sunyi UAS. Itu artinya, waktu kami buat menggarap apa yang disebut dengan tugas besar ini hanya satu minggu. WUOOOH! Buat yang jantungan, bisa langsung kumat pas denger itu. Saya berani taruhan, bisa kumat. Insya Allah. Hehe

Persoalannya adalah, dalam seminggu itu kami nggak cuma ngurusin media aja, perkuliahan lain jalan seperti biasa. Alhasil, dalam seminggu, banyak bangku kosong di kelas-kelas hahaha. Kuliahnya pindah ke bengkel. Contohnya saya, di minggu yang sama kebetulan kebagian presentasi pada 2 mata kuliah lain. Jadi, mesti pandai mencari celah bolos beberapa mata kuliah buat ngerjain tugas media di bengkel, observasi buat bahan presentasi, juga bolos buat ngajar. Loh? Iya, jadi di minggu yang sama juga merupakan pekan UAS buat anak2 SMP 5.Jadi, yang tadinya saya hanya mengajar 1x seminggu dan satu kelas saja menjadi 3x seminggu dan entah berapa kelas -,- Kebayang loh ya, otak saya gak berhenti mikir bahkan ketika sedang tidur. Hahaha percaya kan? Percaya dong.

Lanjut ke penggarapan media non-elektronik yang membuat saya sempat beberapa hari melembur di bengkel, bersama Pak Rudi (Ketua Workshop) sang maestro mesin bubut, mesin pemotong akrilik, dan mesin-mesin lainnya. Juga ada A Yoga, mahasiswa fisika yang addict sama mesin, elektro, dan robot. Yaelah sampe tau gitu. Gak susah kali nganalisis orang, liat aja sticker2 yang nemplok di laptopnya. Hahaha. Ya gak cuma dari situ, kalo kata dosen metode penelitian saya, datanya belum kuat. Buat dapet kesimpulan tadi, saya tanya2 juga lah siapa dia hehehe.

Malaikat tanpa sayap berikutnya, selalu, dan selamanya, adalah Papah. Dari awal saya cerita bahwa punya rencana bikin media ini, papah udah bantu buatin rancangannya. Itu membantu banget ketika saya bawa dan jelasin rancangannya ke Pak Rudi. Hampir tiap malem dalam seminggu itu Papah nelpon nayain progress media saya. Bayangin ya, udah seharian di bengkel, malemnya masih harus ngobrolin itu sama si babeh -,- Ya saya ceritainlah apa adanya bahwa memang deadline dimajukan, dan blablabla. Dan tanpa disangka-sangka (harusnya sih saya udah menyangka) di hari terakhir penggarapan media yaitu Jumat, Papah meluncur ke Bandung. Huaaa.. Buat yang udah tau Papah saya kaya apa, harusnya gak usah heran :3 Pokoknya, tengkyu banget buat Dina, Idul dan Mexci yg udah menyambut kedatangan Papah alakadarnya tapi hangat dan spesial :D

Hari presentasi pun tiba. Dengan persiapan yang sangat matang, saya, Dina dan Idul maju sebagai kelompok pertama yang tampil. Dan.... Bisul Pecah! Seperti yang sudah-sudah, persiapan pesta jauh lebih meriah daripada pestanya sendiri. Sekarang mari kita lihat ke belakang apa yang kami sebut dengan persiapan yang matang:

E: Nanti kalo Bapa tanya ini bahan2nya sulit ditemukan di daerah2 terpencil, jawab apa Dul?
I: Bilang aja, kita yang di Kota harus memproduksi ini yang banyak, biar bisa disebar ke daerah2, ya kan?
E: Boleh-boleh tuh. Terus kalo ditanya ini kenapa stopwatchnya malah ngitung waktu per-jarak. Ini useless banget tau Din, malah gak efektif, gimana dong?
D: Ya udah jujur aja gak ketemu rangkaiannya, ampe lembur kan sama A Yoga dan Pak Rudi tetep gak ketemu
E: Iya ya. Yaudah lah..
I: Terus nih, Hom. Kalo ditanya ini kan kita START nya gak dari ujung lintasan, bilang aja mau dibikin buat bagasi mobil tapi waktunya gak sempet.
E: Bahahaa. Iya-iya cerdas Dul. Oya kalo ditanya nama medianya apa?
D: Iya apa ya? Dul, apa nih?
..................................................................................................................................................................
Dan seterusnya, kalo ditanya ini, jawab itu. Ditanya begini, jawab begitu. Pokoknya, jawab terus sampe mampus hahahaha.


Nah, begitulah pembaca. Semoga kalian memang sedang bersama waktu luang membaca tulisan ini. Itu pun sudah sangat dermawan, karena sejujurnya kalian baru saja menghamburkan jatah waktu luang kalian membaca tulisan ini sampai selesai :D


anak bengkel




No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)