zzzz.. zzzz.. |
Kuliah makin kesini makin merepotkan saja, asli malaaaas. Kalau mata
kuliah kematematikaan ya itu jelas dari dulu memang saya nggak pernah suka,
mungkin karena nggak bisa dan nggak mau bisa. Saya kuliah cuma mau dapet nilai
bagus aja sih hahaha. Nah ini mata kuliah kependidikannya yang justru bikin
saya malas. Kok bisa? Padahal satu-satunya perasaan beruntung saya adalah
karena jurusan saya bawa kata pendidikan, bukan hanya matematika.
Jadi ada matkul media
pembelajaran, disitu kita seharusnya belajar menciptakan media2 pembelajaran,
baik manual maupun digital, untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari
matematika, memudahkan pendidik juga ketika mengajarkan matematika. Ya harusnya
belajar loh ya. Tapi kok ini isinya cuma tugas dan tugas. Di awal pertemuan
sudah diberi tahu, pertama tugas kita adalah mempresentasikan alat peraga yang
sudah dibuat angkatan sebelumnya. Dari sini saja sudah agak teu penting. Itu alat yang buat orang
lain, ide dari tujuan pembuatannya juga orang lain yang bikin. Itu pun kalau
mereka memang punya tujuan lain kecuali memenuhi nilai tugas. Terus kita harus
presentasikan apa? Alat bahan, cara membuat, cara penggunaan? Itu mah tinggal
baca aja di tiap alat peraganya ada kok. Bayangkan berapa minggu kita buang
waktu, presentasi dan dengerin orang presentasi gituan. Hadaah. Masalahnya,
tugas kedua di matkul ini lumayan berat. Kita disuruh bikin media manual dan
elektronik berkaitan dengan materi SMP/SMA yang sudah ditentukan. Dan itu tuh,
hadeuuuh asli bikin senewen sendiri. Saya merasa nggak belajar apa2 di kelas.
Saya pikir seharusnya dosen di situ membimbing kita, bersama-sama menentukan
alat peraga yang sesuai untuk peserta didik. Bukannya maki-maki presentasi kita
gara-gara alat peraga yang dipresentasikan jelek. Jelas-jelas yang bikin orang
lain, ya mana saya tahu kalau alat peraganya payah kayak gitu. Yang saya tahu,
angkatan2 sebelumnya banyak yang kopas ide dari internet waktu membuat alat
peraga. Banyak banget yang mirip, persis, bahkan sama kayak di internet. Ckck.
Oke, sampai di sini kalian pasti
gak tahan buat bilang “Wuoy ngeluh terus! Gimana mau beres tuh kerjaan?” Sorry
ya, protes bukan berarti mengeluh. Kerjaan ini pada akhirnya pasti selesai kok,
saya yakin. Tapi ya itu, kalo sistem pembelajarannya kayak gini terus, lama2
mahasiswa kuliah makin berorientasi sama nilai. Nggak serius dan benar2 tulus
ngerjain tugas2 kayak gini. Apalagi, alat2 peraga dibiarkan menumpuk di lab
tanpa perawatan. Nggak sedikit yang komponen2nya hilang, copot, rusak, bahkan
pecah. Padahal itu dibuat lumayan menguras kantong, sedikit tenaga, juga
pikiran.
Itu satu, matkul lain yang gak
serius menurut saya adalah Metlit, Metode Penelitian. Mata kuliah ini hitung2
belajar membuat proposal penelitian untuk persiapan skripsi nanti. Bahkan, kalau
memang judul dan isinya bagus bisa dilanjutkan untuk pembuatan skripsi, jadi
nggak mesti kerja 2 kali. Ya monggo saja sih, kalau saya mah masih punya
semester 8 buat ngerjain skripsi, jadi ngapain diurus dari sekarang. Toh saya
ambil SP tiap semester karena pengen ngosongin matkul di semester2 akhir.
Lagipula, kalau melihat perkuliahan Metlit sekarang, nyaris nggak mungkin bisa
diseriuskan sampai ke skripsi. Pertemuan pertama kita udah disuruh bikin latar
belakang. Ini agak lucu, judul aja belum disuruh buat apalagi masuk tahap
revisi, lah ini udah suruh masuk latar belakang aja.
Jadilah selama seminggu itu saya muter otak, cari judul dan buku-buku referensi
di perpustakaan. Nggak tanggung2, saya masuk ruang thesis. Di pertemuan
selanjutnya tugas tadi dikumpulkan, dan tahu apa yang dibaca pak profesor saya
itu? Judul. Cuma judul. Ada beberapa mahasiswa yang direvisi, ada juga yang
lolos tanpa revisi, contohnya saya. Hehe, bukan
nak sombong ye. Tapi setelah 4 pertemuan berlalu, nggak ada tuh revisi2
lagi. Dosen saya yang tiap pertemuan selalu terlambat setengah jam itu cuma
menayangkan slide2 presentasi dia tentang Metlit ini. Yah gitu deh.. Jadi yang
saya pikir tiap minggu akan ada revisi dari progres proposal kita masing2,
ternyata yang saya tangkap sekarang adalah asalkan proposal itu dikumpulkan
menjelang UAS, udah. Kecewa lagi kan, hadeuh.. Ya udah.
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)