Judul buku: AKU
Penulis: Sjuman Djaya
Penerbit: Metafor Publishing
Tahun terbit: 2003
Tebal: 155 halaman
ISBN 979-3019-13-1
“Bukan maksudku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing….”
Chairil terus juga berjalan seolah mau menggapai Ida. Tapi Ida semacam hilang bobot terus juga melayang berjalan ke depan; dan Chairil jadi berseru lagi:
“Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring….”
Bayangan Ida lenyap dari atas bukit, dan Chairil terjatuh lesu di atas pasir putih di pinggir pantai. Keringat-keringat bundar kembali menggagahi wajahnya, dia memejam menahan nyeri…
Tergambar jelas bagaimana suasana sekitar ketika si binatang jalang itu berpayah melawan kematian. Suasana pantai berpasir putih di sebuah bukit yang landai dengan ombak yang mendeburi. Terang sekali deskripsi karya Sjuman Djaya menggambarkan kenekatan Chairil berperang melawan maut. Juga saat Chairil ‘bersenang-senang’ dalam hidupnya, ditulis juga dalam AKU.
AKU dibuat berdasarkan perjalanan hidup penyair legendaris, Chairul Anwar. Bagaimana keponakan perdana menteri Syahrir itu ‘menikmati’ hidup. Sahabat, kekasih, orang tua, musuh, cinta, pengkhianatan, kesetiaan, bahkan mimpi, mewarnai kemelut hidupnya. Sajak-sajak karya binatang jalang ini juga diselipkan di sela-sela kisahnya.
AKU - layaknya skenario hidup Chairil yang tak sempat disulap menjadi adegan-adegan film oleh sang penulis sekaligus sutradara, Sjuman Djaya – ditulis dengan diksi yang kental sehingga pembacanya seolah belajar memahami makna tersirat dalam sebuah puisi. Mengandung banyak nilai-nilai kehidupan yang tentu dapat memotivasi para pembaca agar lebih menghargai hidup.
Sehingga pembaca AKU mendapatkan manfaat yang lebih dari sekadar membaca buku kumpulan puisi biasa. Selain mengenal sajak karya Chairil Anwar lebih jauh, tapi juga mengkontaminasi bahasa yang biasa digunakan dengan bahasa sastrais, serta merelaksasi otak eksak karena tak ada angka atau operasi apapun dalam buku ini kecuali keterangan tahun penulisan.
AKU simple, bacaan ringan, namun berbobot. Maksudnya, massa buku ini tidak melebihi Kalkulus II, tetapi isinya sarat akan ilmu. Ilmu hidup, yang tak akan ditemukan di halaman manapun Biologi Campbell.
“Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta. Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga pada manusia. Dia meringkik alangkah dahsyatnya, menampak dan menyepak alangkah merdekanya. Dunia ini seolah menjadi miliknya!”
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)