2/16/2012

Pertama, Perdua, Pertiga

kini ia percaya. tidak semua mimpi  menjadi kenyataan, dan tidak semua kenyataan berawal dari mimpi. secangkir brown coffee panas beralaskan Purcell edisi kedelapan menemaninya malam itu. sengaja ia pilih buku itu sebagai alas minumannya, dengan harapan beberapa konsep diferensial menyerap ke gelas panas ketika terjadi proses eksoterm-endoterm yang selanjutnya larut dalam air cokelat hingga akhirnya ikut tertelan. Entah hal absurd apa lagi yang dipikirnya. Tapi satu hal pasti, kali ini ia benar-benar berniat mengistirahatkan akal sehatnya. Setelah berhasil menenggak habis kopi yang mengepul itu, ia coba dapatkan kembali fokusnya.

"Pertama, seorang sahabat berkata: belajar ikhlas lah, ikhlas lah dalam belajar"
"Perdua, mbah dosen mendoktrin bahwa Kalkulus itu REAL"
"Pertiga, Dee memaksa minta diajarkan melebur dalam gelap tanpa harus lenyap, merengkuh rasa takut tanpa perlu surut, dan bangun dari ilusi namun tak memilih pergi"

lalu ia bergumam lagi,
"hmm.. semuanya tampak seperti mimpi disaat aku terjaga, atau hanya kenyataan yang segera berakhir layaknya mimpi tadi pagi?"
dalam diam, ia diam. tentu saja, buat apa dia melakukan sesuatu dalam diam? berarti dia tidak sedang diam.
sesekali diliriknya Purcell sembari tersenyum tulus. "Siapa kamu berani sekali berada di kasur ini? Baiklah, gelasnya sudah kosong, kau boleh kembali ke kolong meja", bisiknya. "Kau dengar, aku tidak membutuhkanmu lagi. Kenapa, kau berharap menjadi bantalku (lagi) malam ini? Hahaha" ujarnya dengan suara di 'kres' (#) setengah, disusul tawa iseng. Sesaat ia diam, dalam diam tentu.
"Kini aku percaya, tidak semua mimpi  menjadi kenyataan, dan tidak semua kenyataan berawal dari mimpi"
ujarnya. Baiklah, jangan protes dulu, ini kutipan langsung, di awal tadi memang sudah saya tulis, itu bentuk tak langsungnya.
Ssssttt.. sebentar.. ia sadar akan satu hal.
"Aku masih terjebak dalam persoalan yang itu-itu saja"
Benar sekali, saya nyaris mati dalam bosan ketika harus kembali menulis tentangnya yang masih saja dipusingkan dengan beberapa hal itu-itu saja.
"Hah! jangar!"
kata itu memang sedang populer.

No comments:

Post a Comment

komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)