me : udah nonton film Gie?
him : udah, kenapa?
me : bagaimana pendapatmu?
him : keren, pasti baru nonton ya?
me : belum malah
him : CEPET NONTON
me : gak punya filmnya
him : DOWNLOAD, SEWA, MINTA KE SENIOR
me : -___-'
*sekilas dalam benak saya:
a. Film nya penting banget buat ditonton
b. Capslocknya lupa dimatiin
dan ternyata....
me: itu capslocknya matiin dulu, serem bacanya!
him : RUSAK!
*abaikan
Mahakarya sutradara Riri Riza ini mengisahkan seorang mahasiswa UI, Soe Hok Gie - lebih dikenal sebagai seorang demonstran, pecinta alam dan penganalisa film.
Gie remaja sudah menunjukan minatnya terhadap konsep-konsep idealis yang dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia. Semangat juang, kesetiakawanan dan kepedulian sejatinya membentuk pribadi yang 'jijik' akan segala bentuk ketidak adilan, kesewenang-wenangan dan penindasan.
Film ini menggambarkan petualangan Gie dalam mencapai tujuannya - menggulingkan rezim soekarno - dan perubahan-perubahan dalam hidupnya setelah tujuan itu tercapai.
Satu hal yang penting adalah, Gie sorang penulis. Ia mengkritik pemerintah lewat tulisan-tulisannya di media masa. Sebagai insan pers, film ini cocok sekali sebagai suplier motivasi, mengingat perjuangan Gie yang pantang sekali mendengar kata menyerah sampai akhir hayatnya.
Soe Hok Gie meninggal di puncak gunung Semeru (Desember 1969) di pangkuan sahabatnya. Catatan hariannya diterbitkan pertama kali di tahun 1983.
Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto bertahan selama hampir 32 tahun, dan kembali dijatuhkan oleh mahasiswa. Hingga hari ini harapan Gie tentang pemerintah Indonesia yang bersih dari korupsi dan politik yang tidak berpihak pada golongan, ras dan agama, belum terwujud.
"nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan, yang ke-dua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah berumur tua. berbahagialah mereka yg mati muda. makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada, berbahagialah dalam ketiadaanmu" - Soe Hok Gie
.................. (︶︿︶) ..................
me : udah nonton :) ------> sending message
him : Gie? so?
me : gak ngerti -____-
him : hoaaamm
me : tiada yang lebih puitis dari berbicara kebenaran :p
him : stop compalining, donna donna :) asiiik
No comments:
Post a Comment
komentar capruk anda akan muncul setelah dimoderasi admin :)